Harga Moto Z di Indonesia yg hampir setara dengan Samsung Galaxy S7 serta kelas glamor models lainnya sedikit berjibun membuat konsumen penasaran, apa yg melatarbelbakalgi sang vendor berani berhadapan dengan Samsung serta LG lebih-lebih Motorola telah usang bolos dari pasar Indonesia.
Semenjak Motorola diambil alih oleh Lenovo serta secara konsekuen menggunbakal nama Moto saja berjibun yg memprediksi bahwa merek tersebut bakal dikorbankan di beberapa pasar tertentu demi menguatkan penjualan ponsel cerdas Lenovo. Buktinya gak demikian, segaknya lewat model Z mereka justru menunjukkan janji besar membangun tingkatan modular phone sementara Google serta LG justru menghentikan proyek serupa.
Dari sisi spesifikasi ia memang layak disejajarkan dengan LG V20 atau Samsung Galaxy S7 Edge. Layar 5.5 inch dengan teknologi Super AMOLED –nya meski gak menyajikan tingkat rejadilusi yg ‘wow’ namun bisa menampilkan warna hidup berikut tingkat ketajaman sangat baik. Seketika itu paduan chipset Snapdragon 820 dengan RAM 4 GB berikut tampakan antar muka mirip stock Android membuat kinerja yg bahkan kian elok kalau ketimbang Samsung Galaxy S7 Edge.
Kapasitas batre Moto Z memang terbilang kecil kalau membandingkan dengan rata-rata ponsel sekelasnya, namun dalam pemakaian normal ia masih bisa bertahan selama 2 hari.
akan tetapi Moto Z mengekor jejak Apple yg menghilnilain colokan 3.5 mm (headphone jack) serta sekedar memberi konverter. Fungsi –nya meski secara teoritis tak berbeda namun tak benar-benar bisa menggantikan colokan 3.5 mm sendiri. Apple tak selamanya membuat keputusan tepat, entah kenapa Moto justru mengikut pilihan vendor berbasis di Cupertino tersebut.
Mengenai buid quality yg dianggap rapuh alasannya yaitu hanya memiliki ketebalan tak hingga 5,2 mm tersebut pun gak akurat. Sebab dalam pengetesan secara gak sengaja kami menjatuhkan Moto Z dari ketinggian cukup (dari pegangan tangan hingga ke lantai) serta ternyata ia masih berperan dengan baik.
Akan tetapi Moto Z bukannya tanpa kelemahan, segaknya dari sudut pansertag kami. Pasalnya meski ia berperan normal tanpa embel-embel modular namun potensinya gak benar-benar optimal. Modul-modul yg disedibakal secara terpisah menyajikan banyak sekali peranan yg berbeda layaknya menaikan stamina batre, menaikan kualitas jadiund, menaikan kemampuan camera.
Modul-modul itu sendiri didesain untuk kompatibel dengan ponsel cerdas modular merek Moto di masa mendatang. Artinya dikala si pebesutan hendak memperbarui ponsel –nya dengan model Z yg lebih gres milsanya, modul-modul yg telah dibesutani masih bisa dipasnilain dengan ponsel gres tersebut.
Walau secara konsep terbilang mengiming-imingi namun kenyataannya gak selalu seindah harapan. Pasalnya harga modul-modul tersebut gaklah ekonomis. Untuk memaksimalkan potensi Moto Z segaknya ada dua modul yg wajib dibeli berdasarkan kami yaitu JBL Soundboost serta Hasselblad Camera. Harga JBL Sounboost dikala ini sejadibat sekalianr Rp 1,6 Juta sementata harga Hasselblad Camera bahkan hingga dengan Rp 3,6 Juta-an. Jika Anda ingin memfungsikannya untuk presentasi di perkantoran, menonton film di tampakan lebih lebar atau sekedar menunjukkan foto untuk dinikmati bertak berbeda-tak berbeda maka perlu menebus modul lainnya yaitu Moto Insta-share projektor dengan banderol Rp 4,6 Juta-an. Ketiga modul itu sendiri harga totalnya telah setara dengan satu produk ponsel kelas kelas mewah, ditambah dengan handheld -nya sendiri maka total investasi yg harus dibelanjbakal bisa hingga dengan Rp 18,3 Juta-an!
jadibat sekalian belum berkesempatan menjajal Moto Insta-share Projektor. Akan tetapi untuk dua modul lainnya yaitu JBL Soundboost serta Hasselblad Camera telah. Untuk modul JBL Sounboost dari merek JBL –nya sendiri bekerjsama telah bisa terbayg ekspektasi apa yg muncul. jadibat sekalian sendiri yg notabene bukan tipe audiophile terbilang puas dengan merek JBL. Hal yg tak berbeda pun berlaku kala menjajal modul JBL Soundboost Moto Mods ini. Pertama-tama ia gak mengkonsumsi daya batre dari ponsel dengan begitu tak perlu khawatir pemakaiannya bakal memotong stamina batre ponsel yg bersangkutan. Dari sisi kualitas jadiund kami menilainya sangat memuaskan, lebih-lebih untuk standar audio dari ponsel.
Seketika itu untuk modul Hasselblad Camera ia bekerjsama gak menaikan kemampuan camera utama 13 MP bawaan Moto Z. Justru sefullnya ia menggantikan camera yg ada serta memang foto-foto yg dihasilkan tampak istimewa, di atas standar camera ponsel kelas kelas mewah manapun. Jika Anda selama ini menilai camera ponsel terbaik ada pada Samsung Galaxy S7 Edge atau iPhone 7 Plus maka yakinlah persepsi tersebut berubah kala menjajal camera Moto Z yg berasal dari modul Hassleblad Camera ini. Dalam paket penjualannya modul ini pun telah dijadikong dengan kantong (pouch) supaya mudah sekalian kondusif membawanya.
Dari sisi kualitas tak ada komplain terhadap dua Moto Mods yg kami coba tersebut, namun dari sisi harga masih sulit rasanya mendapatkan fakta bahwa membayar Rp 8,5 Juta untuk menebus Moto Z saja gak terbilang menbisakan manfaat optimal dariphadirnya. Masih harus mengeluarkan biaya-biaya embel-embel untuk memaksimalkan peranan ponsel tersebut. Tak terbayg apa jadinya kalau di masa depan semua vendor menerapkan konsep tak berbeda yg pada jadinya memaksa pemakai menebus aksejadiris-aksejadiris embel-embel untuk menbisakan peranan maksimal dari sebuah ponsel.
Kamera utama 13 MP bawaan –nya bisa membuat kualitas foto yg baik di luar ruangan dengan kondisi pencahayaan optimal, namun di dalam ruangan tanda-tanda noise terbilang terlalu berlebih untuk ukuran ponsel kelas kelas mewah. Solusinya? Tentu saja menambah investasi hampir Rp 4 Juta untuk Hasselblad Camera Moto Mods, bukan saja low-light kinerjance -nya meningkat namun secara kesemuaan bisa mengungguli camera ponsel manapun yg ada dikala ini. Tentu selama Anda rela membelanjbakal sejumlah uang tersebut.
Semenjak Motorola diambil alih oleh Lenovo serta secara konsekuen menggunbakal nama Moto saja berjibun yg memprediksi bahwa merek tersebut bakal dikorbankan di beberapa pasar tertentu demi menguatkan penjualan ponsel cerdas Lenovo. Buktinya gak demikian, segaknya lewat model Z mereka justru menunjukkan janji besar membangun tingkatan modular phone sementara Google serta LG justru menghentikan proyek serupa.
Spesifikasi Teknis Moto Z | |
---|---|
Dimensi | 153.3 x 75.3 x 5.19 mm, 136 gram |
Layar | 5.5 ” AMOLED, 1440p Quad HD (2560 x 1440), 535 ppi |
Pelindung Layar | Corning® Gorilla® Glass |
Sistem Operasi | Android™ 6.0.1, Marshmallow |
Chipset | Qualcomm® Snapdragon™ 820 |
CPU/GPU | up to 1.8 GHz Quad-core CPU/Adreno 530 GPU |
Storage | 64 GB, microSD Card supcolokan (up to 2 TB) |
RAM | 4GB LPDDR4 |
Kamera Sekunder | 5 MP, ƒ/2.2 aperture, 1.4um big pixel for better low light, flash |
Kamera Primer | 13 MP, ƒ/1.8 aperture, Optical Image Stabilization (OIS), Laser Autofocus, Zero Shutter Lag, Color Correlated Temperature (CCT) flash with dobel LEDs, 1.12um pixel |
Baterai | 2600 mAh |
Harga | Lihat Di Sini |
Membedah Singkat Ponsel cerdas Moto Z
Impresi terhadap Moto Z terbilang beragam, desain ponsel –nya sendiri yg sangat tak tebal (5,19 mm) dinilai oleh sesektor orang sebagai futuristis namun bagi sesektor lainnya dianggap berkesan rapuh (kurang kokoh). Moto sendiri bekerjsama merancang ponsel setak tebal itu dengan tujuan supaya ketebalannya gak terlalu berlebih dikala dihubungkan dengan feature modular (mod).Dari sisi spesifikasi ia memang layak disejajarkan dengan LG V20 atau Samsung Galaxy S7 Edge. Layar 5.5 inch dengan teknologi Super AMOLED –nya meski gak menyajikan tingkat rejadilusi yg ‘wow’ namun bisa menampilkan warna hidup berikut tingkat ketajaman sangat baik. Seketika itu paduan chipset Snapdragon 820 dengan RAM 4 GB berikut tampakan antar muka mirip stock Android membuat kinerja yg bahkan kian elok kalau ketimbang Samsung Galaxy S7 Edge.
Kapasitas batre Moto Z memang terbilang kecil kalau membandingkan dengan rata-rata ponsel sekelasnya, namun dalam pemakaian normal ia masih bisa bertahan selama 2 hari.
akan tetapi Moto Z mengekor jejak Apple yg menghilnilain colokan 3.5 mm (headphone jack) serta sekedar memberi konverter. Fungsi –nya meski secara teoritis tak berbeda namun tak benar-benar bisa menggantikan colokan 3.5 mm sendiri. Apple tak selamanya membuat keputusan tepat, entah kenapa Moto justru mengikut pilihan vendor berbasis di Cupertino tersebut.
Mengenai buid quality yg dianggap rapuh alasannya yaitu hanya memiliki ketebalan tak hingga 5,2 mm tersebut pun gak akurat. Sebab dalam pengetesan secara gak sengaja kami menjatuhkan Moto Z dari ketinggian cukup (dari pegangan tangan hingga ke lantai) serta ternyata ia masih berperan dengan baik.
Akan tetapi Moto Z bukannya tanpa kelemahan, segaknya dari sudut pansertag kami. Pasalnya meski ia berperan normal tanpa embel-embel modular namun potensinya gak benar-benar optimal. Modul-modul yg disedibakal secara terpisah menyajikan banyak sekali peranan yg berbeda layaknya menaikan stamina batre, menaikan kualitas jadiund, menaikan kemampuan camera.
Modul-modul itu sendiri didesain untuk kompatibel dengan ponsel cerdas modular merek Moto di masa mendatang. Artinya dikala si pebesutan hendak memperbarui ponsel –nya dengan model Z yg lebih gres milsanya, modul-modul yg telah dibesutani masih bisa dipasnilain dengan ponsel gres tersebut.
Walau secara konsep terbilang mengiming-imingi namun kenyataannya gak selalu seindah harapan. Pasalnya harga modul-modul tersebut gaklah ekonomis. Untuk memaksimalkan potensi Moto Z segaknya ada dua modul yg wajib dibeli berdasarkan kami yaitu JBL Soundboost serta Hasselblad Camera. Harga JBL Sounboost dikala ini sejadibat sekalianr Rp 1,6 Juta sementata harga Hasselblad Camera bahkan hingga dengan Rp 3,6 Juta-an. Jika Anda ingin memfungsikannya untuk presentasi di perkantoran, menonton film di tampakan lebih lebar atau sekedar menunjukkan foto untuk dinikmati bertak berbeda-tak berbeda maka perlu menebus modul lainnya yaitu Moto Insta-share projektor dengan banderol Rp 4,6 Juta-an. Ketiga modul itu sendiri harga totalnya telah setara dengan satu produk ponsel kelas kelas mewah, ditambah dengan handheld -nya sendiri maka total investasi yg harus dibelanjbakal bisa hingga dengan Rp 18,3 Juta-an!
jadibat sekalian belum berkesempatan menjajal Moto Insta-share Projektor. Akan tetapi untuk dua modul lainnya yaitu JBL Soundboost serta Hasselblad Camera telah. Untuk modul JBL Sounboost dari merek JBL –nya sendiri bekerjsama telah bisa terbayg ekspektasi apa yg muncul. jadibat sekalian sendiri yg notabene bukan tipe audiophile terbilang puas dengan merek JBL. Hal yg tak berbeda pun berlaku kala menjajal modul JBL Soundboost Moto Mods ini. Pertama-tama ia gak mengkonsumsi daya batre dari ponsel dengan begitu tak perlu khawatir pemakaiannya bakal memotong stamina batre ponsel yg bersangkutan. Dari sisi kualitas jadiund kami menilainya sangat memuaskan, lebih-lebih untuk standar audio dari ponsel.
Seketika itu untuk modul Hasselblad Camera ia bekerjsama gak menaikan kemampuan camera utama 13 MP bawaan Moto Z. Justru sefullnya ia menggantikan camera yg ada serta memang foto-foto yg dihasilkan tampak istimewa, di atas standar camera ponsel kelas kelas mewah manapun. Jika Anda selama ini menilai camera ponsel terbaik ada pada Samsung Galaxy S7 Edge atau iPhone 7 Plus maka yakinlah persepsi tersebut berubah kala menjajal camera Moto Z yg berasal dari modul Hassleblad Camera ini. Dalam paket penjualannya modul ini pun telah dijadikong dengan kantong (pouch) supaya mudah sekalian kondusif membawanya.
Dari sisi kualitas tak ada komplain terhadap dua Moto Mods yg kami coba tersebut, namun dari sisi harga masih sulit rasanya mendapatkan fakta bahwa membayar Rp 8,5 Juta untuk menebus Moto Z saja gak terbilang menbisakan manfaat optimal dariphadirnya. Masih harus mengeluarkan biaya-biaya embel-embel untuk memaksimalkan peranan ponsel tersebut. Tak terbayg apa jadinya kalau di masa depan semua vendor menerapkan konsep tak berbeda yg pada jadinya memaksa pemakai menebus aksejadiris-aksejadiris embel-embel untuk menbisakan peranan maksimal dari sebuah ponsel.
Kesimpulan serta Harga Moto Z
Harga Moto Z di Indonesia dipatok Rp 8,5 Juta-an dari sisi desain serta kinerja kami memberi acungan jempol kephadirnya. Menggunbakal Moto Z selama beberapa hari kemudian beralih ke Samsung Galaxy S7 Edge pribadi berasa penurunan fluiditas khas ponsel dengan UI TouchWiz.Kamera utama 13 MP bawaan –nya bisa membuat kualitas foto yg baik di luar ruangan dengan kondisi pencahayaan optimal, namun di dalam ruangan tanda-tanda noise terbilang terlalu berlebih untuk ukuran ponsel kelas kelas mewah. Solusinya? Tentu saja menambah investasi hampir Rp 4 Juta untuk Hasselblad Camera Moto Mods, bukan saja low-light kinerjance -nya meningkat namun secara kesemuaan bisa mengungguli camera ponsel manapun yg ada dikala ini. Tentu selama Anda rela membelanjbakal sejumlah uang tersebut.