Hacker China Incar Data Operator Seluler Asia Tenggara

Sekelompok peretas atau hacker yang dilacak berasal dari China diketahui sedang melaksanakan serangan siber terhadap operator telekomunikasi dan satelit serta kontraktor pertahanan di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.


Hal itu diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Symantec, Greg Clark, menyerupai dikutip situs Cnet, Rabu, 20 Juni 2018. Clark menyampaikan jikalau mereka telah memantau kelompok peretasan yang dijuluki "Thrip" semenjak 2013.


Tetapi Januari kemudian dideteksi "malware kuat" di Asia Tenggara yang dipercaya perusahaan dipakai untuk memata-matai komputer yang terinfeksi.

"Ini yang paling mengganggu. Mereka (peretas) menginfeksi komputer yang memonitor dan mengendalikan satelit. Mereka sangat tertarik dari sisi operasional perusahaan, mencari dan menginfeksi komputer yang menjalankan perangkat lunak yang memonitor dan mengendalikan satelit," kata dia.

Gerakan mata-mata siber ini terungkap di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China terkait duduk perkara keamanan nasional. Pada Desember 2017, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengidentifikasi China sebagai negara yang paling rajin mencuri hak kekayaan intelektual, di mana duduk perkara ini telah muncul semenjak pemerintahan Barack Obama.


Pada 2015, Obama dan Presiden China Xi Jinping menciptakan perjanjian yang melarang kedua negara saling meretas demi laba ekonomi. Menurut Clark, kelompok hacker ini mengandalkan adonan malware kustom dan alat peretas yang umum dipakai pada komputer di China.

Kelompok ini, lanjut Clark, juga mempekerjakan "hidup dari strategi darat", adalah memanfaatkan fitur sistem operasi atau alat manajemen jaringan yang sah untuk berkompromi dengan jaringan korban tanpa menjadikan kecurigaan adri korban.

"Mereka beroperasi dengan senyap, menyatu dengan jaringan, dan hanya ditemukan memakai kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang sanggup mengidentifikasi dan menandai gerakan mereka. Kami siap berhubungan dengan pihak yang berwenang untuk mengatasi bahaya serius ini," tegas Clark.


references by viva, 

Artikel Terkait